KEPEMIMPINAN PELAJAR NU DALAM ORGANISASI PAC IPNU IPPNU DI KECAMATAN GUNUNGWUNGKAL




                                               







KEPEMIMPINAN PELAJAR NU DALAM ORGANISASI PAC IPNU IPPNU  DI KECAMATAN GUNUNGWUNGKAL



A.           PENDAHULUAN
1.             Latar Belakang
Aristoteles, filsuf Yunani terkemuka, dalam buku karangan Soedirman Kartohadiprojo menyebut manusia itu adalah zoon politikon, yaitu manusia senantiasa hidup dalam suatu pergaulan hidup (man is a social being) dan selalu berorganisasi (is a political being).1 Dalam pergaulan hidup itu, manusia berinteraksi dengan sesamanya dan lingkungannya yang kemudian disebut interaksi sosial. Interaksi sosial diartikan suatu hubungan antara dua orang atau lebih individu manusia, dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakan individu yang lain, atau sebaliknya. [1]
Manusia adalah makhluk organisasional karena sejak lahir manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Organisasi dibentuk untuk kepentingan manusia (antroposentris). Organisasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan kehidupan dan penghidupan manusia. Setiap hari manusia berhubungan dengan organisasinya.[2] Apa yang dikatakan orang tentang organisasi tak ubahnya sebagai wadah dan alat untuk mencapai tujuan mereka yang didalamnya terdapat norma-norma yang harus dipedomani dan nilai yang perlu dipegang teguh. Organisasi dapat didefinisikan sebagai sekelompok orang yang saling berinteraksi dan bekerja sama untuk merealisasikan tujuan bersama.
Tiap-tiap orang mempunyai sifat-sifat kepribadiannya masing-masing yang berbeda antara seseorang dengan yang lain. Ada orang yang mempunyai sifat keras hati, berkemauan keras, tekun dalam usahanya halus perasaannya dan ada pula yang sebaliknya. Sifat-sifat kepribadian yang ada pada seseorang itu sedikit banyaknya turut mempengaruhi.[3]
Pemimpin merupakan salah satu intisari manajemen, sumber daya pokok, dan titik sentral dari setiap aktivitas yang terjadi dalam suatu organisasi. Pemimpin yang dinamis dan kreatif maka organisasi yang dipimpinnya juga akan semakin dinamis dan aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan akan semakin banyak.[4]
Pemimpin harus mengutamakan tugas, tanggungjawab, dan membina hubungan yang harmonis, baik dengan atasannya maupun dengan para bawahannya. Jadi, pemimpin harus mengadakan komunikasi ke atas dan ke bawah, baik komunikasi formal maupun informal. Membicarakan mengenai tantangan bangsa Indonesia ke depan. Banyak permasalahan yang akan dihadapi oleh bangsa Indonesia. Oleh karena itu, agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju dan bisa menghadapi tantangan di masa mendatang harus dipersiapkan generasi penerus bangsa yang cerdas, berintelektual, kreatif dan terampil.
Generasi muda Indonesia merupakan ujung tombak bangsa ini untuk menuju perubahan yang lebih baik dari para pendahulunya, karena pemuda adalah sebagai estafet pembangunan bangsa. Pemuda merupakan pemimpin bangsa di masa depan, pemikiran untuk menentukan arah yang terbaik untuk negeri ini. Karena masih mempunyai idealisme yang masih murni dalam pikiran mereka, pemerintah harus menampung atas pemikiran mereka.[5]
Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’ (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama’ (IPPNU) merupakan organisasi pelaksana kebijakan dan program Nahdlatul Ulama’ yang berasaskan Ahlussunnah Wal Jama’ah dan beranggotakan pelajar yang berada di lingkungan pesantren, madrasah, sekolah umum, dan perguruan tinggi. [6]
IPNU IPPNU memandang dunia sebagai kenyataan yang beragam. Karena itu keberagaman diterima sebagai kenyataan. Namun juga bersikap aktif yakni menjaga dan mempertahankan secara budaya. Sikap moderat (selalu mengambil jalan tengah) dan menghargai perbedaan menjadi semangat utama dalam mengelola kemajemukan tersebut.
Kehadiran IPNU IPPNU di Indonesia, dilandasi oleh kebutuhan hadirnya kader pemimpin umat dan pemimpin bangsa dengan kemapanan sikap, mental, kearifan perilaku, kecerdasan spiritual, kekayaan khazanah keilmuan dan inovasi tinggi.
Peran dan keberadaan organisasi pelajar sebagai bagian dari kekuatan masyarakat sipil, tidak bisa dipandang remeh. Keberadaannya menjadi ujung tombak pengkaderan bangsa, sebab kita sadar bahwa untuk menjamin kelangsungan bangsa dibutuhkan kader bangsa masa depan. Dan pelajar adalah tumpuan masa depan sebuah bangsa. Mereka merupakan komponen penting dalam setiap perubahan. Dalam hal ini, sejarah panjang perjalanan Bangsa Indonesia telah menjadi bukti nyata. Sebagai organ gerakan pelajar IPNU IPPNU memperkuat peran pelajar dalam keikutsertaannya menyelesaikan berbagai problem kebangsaan saat ini, sementara sebagai organ pendidikan kader ia menyiapkan kader bangsa masa depan yang berkualitas dan berkarakter.[7]
Di samping sebagai pelaksana kebijakan dan program NU, IPNU dan IPPNU sebagai organisasi di bertugas mencetak kader bangsa yang mempunyai ilmu pengetahuan dan perilaku yang baik sesuai dengan ajaran agama Islam. Sebagaimana visi dan misi IPNU dan IPPNU itu sendiri. Hal ini yang membedakan IPNU dan IPPNU sebagai organisasi kader dengan organisasi lain sebagai organisasi massa. Sebagai organisasi kader, IPNU dan IPPNU mempunyai tugas untuk memberdayakan dan menciptakan kader bangsa yang berilmu, berwawasan, serta memiliki intelektual dan religiusitas yang berpaham Ahlussunnah Wal Jama’ah yang menjadi ideologi Nahdliyin.
PAC IPNU IPPNU Gunungwungkal  merupakan Badan Otonom NU yang berada di bawah naungan MWC NU Gunungwungkal. Salah satu hal yang menarik dari PAC IPNU IPPNU Gunungwungkal. Kegiatan IPNU-IPPNU yang paling menonjol adalah pengkaderan. Pengkaderan PAC IPNU IPPNU Gunungwungkal, mempunyai pengaruh dalam mengembangkan sikap kepemimpinan Pelajar Di Wilayah Kecamatan Gunungwungkal. Pelajar sebagagai generasi penerus bangsa yang akan menjadi pemimpin seharusnya memiliki sikap-sikap dan nilai-nilai luhur yang berdasarkan Pancasila dan dibekali dengan keagamaan yang kuat (Ahlussunnah Wal Jamaah). Dicontohkan ketika ada acara keagamaan tidak semua Pelajar Gunungwungkal  yang bersedia menjadi petugas pembawa acara ataupun petugas pembaca ayat suci Al-Qur’an, selain acara keagamaan ada lagi ketika Pelajar Gunungwungkal  mengikuti upacara Di Madrasah masing-masing tidak semua Pelajar Gunungwungkal  siap sedia menjadi petugas. Oleh karena itu dibutuhkan wadah pengkaderan yang baik bagi Pelajar Gunungwungkal  dalam mengembangkan sikap kepemimpinan Pelajar Gunungwungkal  yaitu IPNU-IPPNU khususnya PAC IPNU IPPNU Gunungwungkal.
Adapun Pelajar Gunungwungkal  Di Wilayah Kecamatan Gunungwungkal yang tergabung  kepengurusan PAC IPNU-IPPNU Gunungwungkal dari kalangan Siswa, Mahasiswadan Umum sudah berpengalaman dalam berorganisasi khususnya dalam menjalankan roda kepemimpinan. Pelajar Gunungwungkal  diajarkan dan diperkenalkan melalui organisasi IPNU-IPPNU ini sebagai pendidikan dan pengalam baru bagi Pelajar Gunungwungkal  , agar Pelajar Gunungwungkal  bisa menjadi generasi penerus bangsa yang berhaluan Ahlussunnah Wal Jamaah, sehingga Pelajar Gunungwungkal  dapat memiliki sikap pemimpin yang disiplin, jujur dan tanggungjawab terhadap amanah yang telah diberikan.
Pengaruh PAC IPNU-IPPNU Gunungwungkal dalam kepemimpnan dan mencetak pemimpin dapat dilihat dari sikap dan perilaku Pelajar NU Gunungwungkal serta kinerja pemimpin dalam organisasi. Sikap dan perilaku Pelajar Gunungwungkal  Gunungwungkal meliputi kedisiplinan, kejujuran dan tanggung jawab.


2.             Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan batasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
a.              Bagaimana pengertian kepemimpinan dan pemimpin ?
b.             Bagaimana fungsi kepemimpinan ?
c.              Bagaimana Tipe Kepemimpinan ?
d.           Bagaimana tingkat Kepemimpinan Pelajar Gunungwungkal dalam berorganisasi di PAC IPNU IPPNU Gunungwungkal?


B.            PEMBAHASAN
1.             Pengertian Kepemimpinan Dan Pemimpin
a)      Pengertian Kepemimpinan  
Kepemimpinan adalah terjemahan dari kata leadership yang berasal dari kata leader. Pemimpin (leader) ialah orang yang memimpin, sedangkan pemimpin merupakan jabatannya. Dalam pengertian lain, secara etimologi istilah kepemimpinan berasal dari kata dasar pimpin yang artinya membimbing dan menuntun.[8]
Berikut ini adalah definisi mengenai kepemimpinan menurut para ahli: Kottler dalam bukunya Didin Kurniadin, berpendapat bahwa kepemimpinan adalah seperangkat proses terutama ditujukan untuk menciptakan organisasi atau menyesuaikan terhadap kaedah-kaedah yang jauh berubah. Kepemimpinan menentukan seperti apa seharusnya masadepan itu, mengarahkan kepada visi, dan memberikan inspirasi untuk mewujudkannya.[9]
Menurut Stephen P.Robbins, kepemimpinan adalah sebagai kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok kearah tercapainya tujuan dan dapat pula dirumuskan sebagai proses mempengaruhi kegiatan seseorang atau kelompok dalam usaha-usaha ke arah pencapaian tujuan dalam situasi tertentu.[10]


b)   Pengertian Pemimpin
              Pemimpin adalah orang yang menggunakan wewenang dan kepemimpinanya, mengarahkan bawahan untuk mengerjakan sebagian pekerjaanya dan mencapai tujuan organisasi. Dari definisi tersebut terlihat beberapa hal yaitu:
1)     Bahwa yang menjadi dasar utama dalam efektivitas kepemimpinan seseorang bukan pengangkatan atau penunjukannya selaku “kepala” akan tetapi penenerimaan orang lain terhadap kepemimpinan yang bersangkutan berkat adanya kelebihan-kelebihan tertentu yang dimilikinya, baik oleh karena pengalaman, pendidikan, prestasi kerja atau karena faktor-faktor genetik.
2)     Bahwa  perilaku  seseorang  tidak  serta  merta  terbentuk  begitu  saja melainka melalui              proses pertumbuhan   dan perkembangan      yang dipengaruhi antara lain oleh faktor- faktor genetik, pendidikan, pengalaman serta pengaruh lingkungan.
3)       Kehidupan organisasional yang dinamis dan serasi hanya dapat tercipta apabila setiap anggota organisasi mau untuk menyesuaikan cara pikir dan cara bertindak dengan kepentingan bersama dan justru tidak melakukan hal-hal yang dapat diinterpretasikan sebagai perilaku egoistis.[11]

2.             Fungsi Kepemimpinan
Fungsi sering diartikan dengan kegunaan sesuatu hal. Sedangkan, fungsi kepemimpinan sangat berhubungan dengan situasi sosial dalam kelompok atau organisasi dimana seorang pemimpin kelompok itu berbeda. Fungsi kepemimpinan merupakan gejala sosial, karena berlangsung dalam interaksi antar manusia sebagai makhluk sosial. Menurut Hadari Nawawi fungsi kepemimpinan memiliki dua dimensi interaksi sosial yang harus diperhatikan.[12]
a.           Dimensi Kemampuan Pemimpin Mengarahkan (Direction)
Dimensi ini merupakan aktivitas yang berisi tindakan-tindakan pemimpin dalam interaksi dengan anggota organisasinya, yang mengakibatkan semuanya berbuat sesuatu di bidangnya masing-masing yang tertuju pada tujuan organisasi. Dimensi ini tidak boleh dilihat dari segi aktivitas pemimpin, tetapi nampak dalam aktivitas anggota organisasinya.
b.  Dimensi Tingkat Dukungan (Support) Dari Anggota Organisasinya. Dimensi ini terbentuk keikut-sertaan (keterlibatan) anggota organisasi dalam kegiatan-kegiatan melaksanakan tugas-tugas pokoknya.[13]

3.             Tipe Kepemimpinan
Terdapat lima tipe kepemimpinan yang mempunyai ciri masing-masing, yaitu:[14]
a.              Tipe Otokratik
Kepemimpinan otokratik adalah seorang pemimpin yang memiliki ciri-ciri yang pada umumnya negatif, mempunyai sifat egois yang besar sehingga akan memutarbalikan kenyataan dan kebenaran sehingga sesuatu yang subyektif akan diinterpretasikan sebagai kenyataan dan atau sebaliknya. Tipe kepemimpinan ini segalanya akan diputuskan sendiri, serta punnya anggapan bahwa bawahanya tidak mampu memutuskan sesuatu.
b.             Tipe Paternalistik
Kepemimpinan paternalistik adalah seorang pemimpin yang mempunyai ciri menggabungkan antara ciri negatif dan positif, ciri-cirinya adalah:

1)            Bersikap selalu melindungi
2)      Jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan sendiri.
3)  Tidak memberikan kesempatan kepada bawahan untuk berinisiatif dan mengembangkan imajinasi dan daya kreativitas mereka sendiri.
4)            Sering menonjolkan sikap paling mengetahui.
5)            Melakukan pengawasan yang ketat.
c.               Tipe Kharismatik
Tipe kepemimpinan kharismatik memiliki kekuatan energi, daya tarik dan wibawa yang luar biasauntuk mempengaruhi orang lain, sehingga orang lain itu bersedia untuk mengikutinya tanpa selalu bisa menjelaskan apa penyebab kesediaan itu. Menurut Max Webber, pemimpin yang kharismatik biasanya dipandang sebagai orang yang mempunyai kemampuan atau kualitas supernatural dan mempunyai daya yang istimewa. Kemampuan ini tidak dimiliki oleh orang biasa karena kemampuan ini bersumber dari Illahi, dan berdasarkan hal ini seseorang kemudian dianggap sebagai seorang pemimpin. Pemimpin kharismatik mempunyai banyak cara untuk memperoleh simpati dari karyawannya yaitu dengan menggunakan pernyataan visi untuk menanamkan tujuan dan sasaran kepada karyawannya, kemudian mengkomunikasikan ekspektasi kinerja yang
tinggi dan meyakini dengan meningkatkan ras percaya diri bahwa bawahan bisa mencapainya, kemudian pemimpin memberikan contoh melalui kata-kata dan tindakan, serta memberikan teladan supaya ditiru para bawahannya.
d.             Tipe Laissez Faire
Kepemimpinan laissez faire adalah kepemimpinan yang gemar melimpahkan wewenang kepada bawahanya dan lebih menyenangi situasi bahwa para bawahanlah yang mengambil keputusan dan keberadaan dalam organisasi lebih bersifat suportif. Pemimpin ini tidak senang mengambil risiko dan lebih cenderung pada upaya mempertahankan status quo.
e.              Tipe Demokratik
Kepemimpinan demokratik adalah kepemimpinan yang selalu mendelegasikan wewenangnya yang praktis dan realistik tanpa kehilangan kendali organisasional dan melibatkan bawahannya secara aktif dalam menentukan nasib sendiri melalui peran sertanya dalam proses pengambilan keputusan serta memperlakukan bawahan sebagai makhluk politik, ekonomi, sosial, dan sebagai individu dengan karakteristik dan jati diri. Pemimpin ini dihormati dan disegani dan bukan ditakutikarena perilakunya dalam kehidupan organisasional mendorong para bawahannya menumbuhkan dan mengembangkan daya inovasi dan kreatifitasnya.[15]
4.             Kepemimpinan Pelajar Gunungwungkal dalam berorganisasi di PAC IPNU IPPNU Gunungwungkal
a.              Sejarah PAC IPNU IPPNU Gunungwungkal
KETUA PAC IPNU GUNUNGWUNGKAL
1.      Ilham Supriyanto, M.Si (1997-2000) asal Desa Gajihan        
2.      Yasin Purnomo, S.Pd.I (2003-2006) asal Desa Jembulwunut
3.      Abdul hadi (2008-2010) asal dari Gadu
4.      Ahmad Arif, S.Pd.I (2010-2014) asal Desa Perdopo        
5.      Sri Aji Pamungkas (2015-2017) asal Desa Jembulwunut
6.      Ngatwi, S.Pd.I (2017-2019) asal desa Gunungwungkal
7.      Fuad Muhammad ( 2019-2021) asal Desa Jembul Wunut
KETUA PAC IPNU GUNUNGWUNGKAL
1.      Hariyati S.Pd.I (2010-2014)
2.      Oktami Nur Hammah (2015-2017)
3.      Hanik Maftuha, S.Pd (2017-2019)
4.      Siti Marfuatun (2019-2021)
Melihat Ketua PAC IPNU Gunungwungkal di atas dari satu priod3 ke priode kepemimpinan dapat kita simpulkan bahwa IPNU Di Kecamatan Gunungwungkal mengalami pasang surut bahkan ada masa kekosongan ketua, awal tahun 2017 tepatnya pada akhir-akhir masa kepemimpinan rekan Sri Aji Pamungkas, pengurus PAC IPNU bersama Pengurus PAC IPPNU mulai mengadakan rutinan selapanan pembacaan rotibul haddad dengan tujuan mencari barokah dari rotibul haddad dan pembentukan ranting serta penggalangan dana. Awal mula pelaksanaan rutinan pembacaan rotibul haddad dilaksanakan dari home ke home atau dari rumah ke rumah yg hanya diikuti oleh pengurus PAC dan pelajar desa yang ditempati setempat, dan hanya kurang lebih 30 yang menghadiri acara tersebut, berkat barokah rotibul haddad, perjuangan pengurus dan antusias masyarakat serta pelajar sekecamatan Gunungwungkal, rutinan tersebut sudah berjalan hampir satu tahun dan berhasil membentuk 7 Pimpinan Ranting IPNU IPPNU dari 15 Desa Sekecamatan Gunungwungkal, dan peserta yang menghadiri rutinan pembacaan rotibul haddad untuk saat ini bisa mencapai ratusan peserta IPNU IPPNU dari 15 desa Sekecamatan gunungwungkal yang sudah terbentuk ranting ataupun belum. Dan pada masa kepemimpinan rekan Ngatwi dan Hanik Maftuha berhasil membentuk 14 Pimpinan Ranting IPNU IPPNU Se Kecamatan Gunungwungkal, dan selain itu juga berhasil melaksanakan pengkaderan dan pendidikan untuk membentuk calon-calon pemimpin yang profesional, militansi, totalitas dan loyalitas terhadap organisasi, diantara pengkaderan yang sukses yaitu 1. LDK (Latihan Dasar Kepemimpinan) Tahun 2017, kegiatan ini diperuntukkan hanya untuk pengurus PAC. 2. MAKESTA RAYA 2017. 3. MLB (Masa Latihan Berorganisasi) tahun 2018. Kini PAC IPNU IPPNU Gunungwungkal dibawah komando rekan Fuad Muhammad dan Rekanita Siti Marfuatun akan berinovatif dan berkreatif lagi untuk menghijaukan kecamatan gunungwungkal dengan ideologi Ahlus sunah wal jamaah an nahdliyah.[16]

b.      Kepemimpinan Pelajar Gunungwungkal
Terdapat beberapa proses dalam dinamika kepemimpinan yang didalamnya terdapat sikap kepemimpinan yang mungkin muncul, proses yang dimaksud adalah:
1) Hubungan manusiawi dalam kepemimpinan pelajar NU Gunungwungkal.
Setiap manusia berusaha menjalin hubungan sesama manusia. Hubungan tersebut tidak hanya hubungan saling mengenal, namun lebih jauh lagi berupa saling tolong-menolong, saling membantu, sehingga terwujud pergaulan yang harmonis. Pelajar NU Gunungwungkal menjalin sistem kekeluargaan yang diprakarsai oleh pemimpin mereka sehingga terjalin hubungan yang harmonis antar pengurus untuk terciptanya managemen organisasi dan tercapainya program kerja. Hubungan yang baik yang dibuat dalam organisasi oleh pelajar NU Gunungwungkal tersebut ialah sikap positif yang wajar, mereka sudah berhasil menjalin hubungan yang baik dalam kepengurusan, contoh dalam kegiatan rapat formal maupun non formal an dalam kehidupan bermasyarakat. namun terdapat juga hubungan yang tidak baik juga di ranah pelajar NU Gunungwungkal yaitu diwujudkan dengan penolakan individu yang satu terhadap individu lainnya. Akan tetafi sifat-sifat yang tidak baik itu dapat diminimalisir karena keprofesionalan seorang pengurus dan pemimpin organisasi.
Sikap positif yang muncul ketika terjadi hubungan manusiawi yang positif dapat dilihat dari gejalanya. Gejala sikap positif yang muncul dalam pelajar NU Gunungwungkal yaitu individu akan aktif terhadap proses kepemimpinan seperti menyampaikan inisiatif, kreatifitas, pendapat, dan hal lain yang mendukung dalam kegiatan organisasi.
2) Proses pengambilan keputusan di pelajar NU Gunungwungkal.
Keputusan yang ada didalam organisasi dapat dilaksanakan seutuhnya oleh pemimpin, namun pelajar NU Gunungwungkal dalam kepemimpinannya memberikan wewenang kepada anggotanya untuk menetapkan suatu keputusan dengan berbagai pertimbangan yang matang dan suatu kesepakatan bersama. Pelimpahan wewenang ini merupakan proses mengikutsertakan pelajar NU Gunungwungkal untuk meningkatkan partisipasi. Karena dalam proses pengambilan keputusan melalui pelimpahan wewenang dalam organisasi Ketua PAC IPNU IPPNU Gunungwungkalingin memunculkan potensi  pengurus yaitu sifat kemandirian, sikap tanggungjawab, dedikasi dan juga kebersamaan, serta menghilangkan sikap menunggu perintah. Pengendalian dalam kepemimpinan.
Pelajar NU Gunungwungkal Pelaksanaan kepemimpinannya  memerlukan sebuah kegiatan, untuk mengendalikan kegiatan dan mengetahui sebuah kepemimpinan. Pengendalian dalam kepemimpinan ini memiliki tujuan agar dalam kepemimpinan terjadi sinergi antara anggota dengan pemimpin maupun dengan anggota lain. Salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mengendalikan tersebut adalah rapat yang bukan hanya dipimpin oleh KETUA PAC. Tujuan adanya rapat ialah mengumpulkan informasi, mengevaluasi pelaksanaan program, memecahkan masalah bersama, menyampaikan arahan, serta digunakan untuk berdiskusi. Proses rapat memerlukan interaksi yang dalam dan juga membentuk kekerabatan yang kuat dalam kelompok. [17]selain itu juga diadakan kegiatan-kegiatan yang kepanitiaanya diambil dari pengurus harian PAC maupun pengurus departemen. Dari kegiatan tersebut muncullah sikap kepemimpinan yaitu: kesetiaan, kepercayaan, kepatuhan, rasa hormat, disiplin, saling menghargai, saling menghormati, tanggungjawab, jujur, dapat mengarahkan dan diarahkan.

PROFILE

Nama Lengkap : Ngatwi
TTL : Pati, 28 Agustus 1992 

Status : Menikah

Tempat Tinggal : Ds. Ngetuk Rt 02 Rw 02 Kec. Gunungwungkal Pati



Contact : 

WA : 089 77 859 727 
FB : Ngatwi
IG : Ngatwi_28081992_

Organisasi
1.    Ketua PAC IPNU Gunungwungkal 2017-2019
2.    Pengurus Departemen Jaringan Sekolah Dan Ponpes PC IPNU Pati 2017-2019
3.    Wakil Ketua IV PC IPNU Pati 2019-2021





DAFTAR PUSTAKA


Anam, A. Khoirul, et al., Eksiklopedia Nahdlatul Ulama. Jakarta: Mata Bangsa dan PBNU, 2014.

Danim, Sudarwan. Kinerja Staf dan Organisasi. Bandung: Pustaka Setia, 2008.

Dwiningrum, Siti Irene Astuti. Desentralisasi dan Partisipasi Masyarakat dalam Pendidikan. Yogyakarta: Juni, 2011.

Hasil-hasil Kongres XVIII Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama” Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama. Jakarta: Seketaris Jendral Pimpinan Pusat IPNU, 2015.


Majalah Pelajar. Dinamika Pelajar NU. Jakarta: Lembaga Pers PP Nasional IPNU IPPNU, 2007.

Mardiyah. Kepemimpinan Kiai dalam Memelihara Budaya Organisasi. Yogyakarta:
Aditya Media Publishing, 2012.


Nahdhy, Muhammad, et al. Diaspora Pemikiran Pelajar NU dalam Mengabdi NKRI.
Jakarta: PP IPNU, 2013.

Nawari, Hadari & Hadari, H. M. Martini. Kepemimpinan Yang Efektif. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press, 2012.

PD/PRT, Materi Kongres XIII. Jakarta : PP Nasional, 2000.

Siagaan,  Sondang  P.  Organisasi       Kepemimpinan     Dan     Perilaku  Administrasi.
Jakarta: Haji Masagung, 1991.





[1] Gerungan, W. A, Psikologi Sosial (Bandung: PT. Al-Ma’arif, 2009), 57.
[2] Husaini Usman, Manejemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), 126.
[3] Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2007), 102.
[4] Malayu S. P. Hasibuan, Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), 42
[5] Malayu S. P. Hasibuan, Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah.  43
[6] A. Khoirul Anam, et al., Eksiklopedia Nahdlatul Ulama (Jakarta: Mata Bangsa dan PBNU, 2014), 106.
[7] Wilda Tusururoh, Petunjuk Pelaksanaan Organisasi dan Administrasi Citra Diri dan Pola Dasar Perjuangan Organisasi (Jakarta: PP IPPNU, 2015), i.
[8] Didin Kurniadin dan Imam Machali, Manajemen Pendidikan: Konsep dan Prinsip Pengelolaan Pendidikan, 288.
[9] Mardiyah, Kepemimpinan Kiai dalam Memelihara Budaya Organisasi, (Yogyakarta: Aditya Media Publishing, 2012), 38.
[10] Mardiyah, Kepemimpinan Kiai dalam Memelihara Budaya Organisasi, (Yogyakarta: Aditya Media Publishing, 2012), 43
[11] Sondang P. Siagaan, Organisasi  Kepemimpinan  Dan  Perilaku Administrasi, 24-25.
[12] Hadari Nawawi, Kepemimpinan Menurut Islam, 135.
[13] Sondang P. Siagaan, Organisasi Kepemimpinan Dan Perilaku Administrasi (Jakarta: Haji Masagung, 1991 Cet. ke-7), 49
[14] Sondang P. Siagian, Teori dan Praktik Kepemimpinan (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), 27.
[15] Sondang P. Siagian, Teori dan Praktik Kepemimpinan, 44.
[16] Dikutip dari laman Facebook Pelajarnu Gunungwungkal pada 13 November 2019.
[17] Hadari Nawawi & H. M. Martini Hadari, Kepemimpinan Yang Efektif, 23.


Posting Komentar

0 Komentar