KEPEMIMPINAN
PELAJAR NU DALAM ORGANISASI PAC IPNU IPPNU DI KECAMATAN GUNUNGWUNGKAL
A.
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Aristoteles, filsuf Yunani terkemuka, dalam
buku karangan Soedirman Kartohadiprojo menyebut manusia itu adalah zoon
politikon, yaitu manusia senantiasa hidup dalam suatu pergaulan hidup (man
is a social being) dan selalu berorganisasi (is a political being).1
Dalam pergaulan hidup itu, manusia berinteraksi dengan sesamanya dan
lingkungannya yang kemudian disebut interaksi sosial. Interaksi sosial
diartikan suatu hubungan antara dua orang atau lebih individu manusia, dimana
kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakan
individu yang lain, atau sebaliknya. [1]
Manusia adalah makhluk organisasional karena
sejak lahir manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain.
Organisasi dibentuk untuk kepentingan manusia (antroposentris).
Organisasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan kehidupan dan
penghidupan manusia. Setiap hari manusia berhubungan dengan organisasinya.[2]
Apa yang dikatakan orang tentang organisasi tak ubahnya sebagai wadah dan alat
untuk mencapai tujuan mereka yang didalamnya terdapat norma-norma yang harus
dipedomani dan nilai
yang perlu dipegang teguh. Organisasi dapat didefinisikan sebagai sekelompok
orang yang saling berinteraksi dan bekerja sama untuk merealisasikan tujuan
bersama.
Tiap-tiap orang mempunyai sifat-sifat
kepribadiannya masing-masing yang berbeda antara seseorang dengan yang lain.
Ada orang yang mempunyai sifat keras hati, berkemauan keras, tekun dalam
usahanya halus perasaannya dan ada pula yang sebaliknya. Sifat-sifat
kepribadian yang ada pada seseorang itu sedikit banyaknya turut mempengaruhi.[3]
Pemimpin merupakan salah satu intisari
manajemen, sumber daya pokok, dan titik sentral dari setiap aktivitas yang
terjadi dalam suatu organisasi. Pemimpin yang dinamis dan kreatif maka
organisasi yang dipimpinnya juga akan semakin dinamis dan aktivitas-aktivitas
yang akan dilakukan akan semakin banyak.[4]
Pemimpin harus mengutamakan tugas,
tanggungjawab, dan membina hubungan yang harmonis, baik dengan atasannya maupun
dengan para bawahannya. Jadi, pemimpin harus mengadakan komunikasi ke atas dan
ke bawah, baik komunikasi formal maupun informal. Membicarakan mengenai
tantangan bangsa Indonesia ke depan. Banyak permasalahan yang akan dihadapi
oleh bangsa Indonesia. Oleh karena itu, agar bangsa Indonesia menjadi bangsa
yang maju dan bisa menghadapi tantangan di masa mendatang harus dipersiapkan
generasi penerus bangsa yang cerdas, berintelektual, kreatif dan terampil.
Generasi muda Indonesia merupakan ujung tombak
bangsa ini untuk menuju perubahan yang lebih baik dari para pendahulunya,
karena pemuda adalah sebagai estafet pembangunan bangsa. Pemuda merupakan
pemimpin bangsa di masa depan, pemikiran untuk menentukan arah yang terbaik
untuk negeri ini. Karena masih mempunyai idealisme yang masih murni dalam
pikiran mereka, pemerintah harus menampung atas pemikiran mereka.[5]
Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’ (IPNU) dan
Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama’ (IPPNU) merupakan organisasi pelaksana
kebijakan dan program Nahdlatul Ulama’ yang berasaskan Ahlussunnah Wal Jama’ah
dan beranggotakan pelajar yang berada di lingkungan pesantren, madrasah, sekolah
umum, dan perguruan tinggi. [6]
IPNU IPPNU memandang dunia sebagai kenyataan
yang beragam. Karena itu keberagaman diterima sebagai kenyataan. Namun juga
bersikap aktif yakni menjaga dan mempertahankan secara budaya. Sikap moderat
(selalu mengambil jalan tengah) dan menghargai perbedaan menjadi semangat utama
dalam mengelola kemajemukan tersebut.
Kehadiran IPNU IPPNU di Indonesia, dilandasi
oleh kebutuhan hadirnya kader pemimpin umat dan pemimpin bangsa dengan
kemapanan sikap, mental, kearifan perilaku, kecerdasan spiritual, kekayaan
khazanah keilmuan dan inovasi tinggi.
Peran dan keberadaan organisasi pelajar sebagai
bagian dari kekuatan masyarakat sipil, tidak bisa dipandang remeh.
Keberadaannya menjadi ujung tombak pengkaderan bangsa, sebab kita sadar bahwa
untuk menjamin kelangsungan bangsa dibutuhkan kader bangsa masa depan. Dan
pelajar adalah tumpuan masa depan sebuah bangsa. Mereka merupakan komponen
penting dalam setiap perubahan. Dalam hal ini, sejarah panjang perjalanan
Bangsa Indonesia telah menjadi bukti nyata. Sebagai organ gerakan pelajar IPNU
IPPNU memperkuat peran pelajar dalam keikutsertaannya menyelesaikan berbagai problem kebangsaan saat ini, sementara
sebagai organ pendidikan kader ia menyiapkan kader bangsa masa depan yang
berkualitas dan berkarakter.[7]
Di samping sebagai pelaksana kebijakan dan
program NU, IPNU dan IPPNU sebagai organisasi di bertugas mencetak kader bangsa
yang mempunyai ilmu pengetahuan dan perilaku yang baik sesuai dengan ajaran
agama Islam. Sebagaimana visi dan misi IPNU dan IPPNU itu sendiri. Hal ini yang
membedakan IPNU dan IPPNU sebagai organisasi kader dengan organisasi lain
sebagai organisasi massa. Sebagai organisasi kader, IPNU dan IPPNU mempunyai
tugas untuk memberdayakan dan menciptakan kader bangsa yang berilmu,
berwawasan, serta memiliki intelektual dan religiusitas yang berpaham
Ahlussunnah Wal Jama’ah yang menjadi ideologi Nahdliyin.
PAC IPNU IPPNU Gunungwungkal merupakan Badan Otonom NU yang berada di
bawah naungan MWC NU Gunungwungkal. Salah satu hal yang menarik dari PAC IPNU
IPPNU Gunungwungkal. Kegiatan IPNU-IPPNU yang paling menonjol adalah
pengkaderan. Pengkaderan PAC IPNU IPPNU Gunungwungkal, mempunyai pengaruh dalam
mengembangkan sikap kepemimpinan Pelajar Di Wilayah Kecamatan Gunungwungkal.
Pelajar sebagagai generasi penerus bangsa yang akan menjadi pemimpin seharusnya
memiliki sikap-sikap dan nilai-nilai luhur yang berdasarkan Pancasila dan
dibekali dengan keagamaan yang kuat (Ahlussunnah Wal Jamaah). Dicontohkan
ketika ada acara keagamaan tidak semua Pelajar Gunungwungkal yang bersedia menjadi petugas pembawa acara
ataupun petugas pembaca ayat suci Al-Qur’an, selain acara keagamaan ada lagi
ketika Pelajar Gunungwungkal mengikuti
upacara Di Madrasah masing-masing tidak semua Pelajar Gunungwungkal siap sedia menjadi petugas. Oleh karena itu
dibutuhkan wadah pengkaderan yang baik bagi Pelajar Gunungwungkal dalam mengembangkan sikap kepemimpinan Pelajar
Gunungwungkal yaitu IPNU-IPPNU khususnya
PAC IPNU IPPNU Gunungwungkal.
Adapun Pelajar Gunungwungkal Di Wilayah Kecamatan Gunungwungkal yang
tergabung kepengurusan PAC IPNU-IPPNU Gunungwungkal
dari kalangan Siswa, Mahasiswadan Umum sudah berpengalaman dalam berorganisasi
khususnya dalam menjalankan roda kepemimpinan. Pelajar Gunungwungkal diajarkan dan diperkenalkan melalui organisasi
IPNU-IPPNU ini sebagai pendidikan dan pengalam baru bagi Pelajar
Gunungwungkal , agar Pelajar
Gunungwungkal bisa menjadi generasi
penerus bangsa yang berhaluan Ahlussunnah Wal Jamaah, sehingga Pelajar
Gunungwungkal dapat memiliki sikap
pemimpin yang disiplin, jujur dan tanggungjawab terhadap amanah yang telah
diberikan.
Pengaruh PAC IPNU-IPPNU Gunungwungkal dalam
kepemimpnan dan mencetak pemimpin dapat dilihat dari sikap dan perilaku Pelajar
NU Gunungwungkal serta kinerja pemimpin dalam organisasi. Sikap dan perilaku Pelajar
Gunungwungkal Gunungwungkal meliputi
kedisiplinan, kejujuran dan tanggung jawab.
2.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan batasan
masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
a.
Bagaimana pengertian kepemimpinan dan pemimpin
?
b.
Bagaimana fungsi kepemimpinan ?
c.
Bagaimana Tipe Kepemimpinan ?
d. Bagaimana tingkat Kepemimpinan Pelajar
Gunungwungkal dalam berorganisasi di PAC IPNU IPPNU Gunungwungkal?
B.
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Kepemimpinan Dan Pemimpin
a)
Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah terjemahan dari kata
leadership yang berasal dari kata leader. Pemimpin (leader) ialah orang yang
memimpin, sedangkan pemimpin merupakan jabatannya. Dalam pengertian lain,
secara etimologi istilah kepemimpinan berasal dari kata dasar pimpin yang
artinya membimbing dan menuntun.[8]
Berikut ini adalah definisi mengenai
kepemimpinan menurut para ahli: Kottler dalam bukunya Didin Kurniadin,
berpendapat bahwa kepemimpinan adalah seperangkat proses terutama ditujukan
untuk menciptakan organisasi atau menyesuaikan terhadap kaedah-kaedah yang jauh
berubah. Kepemimpinan menentukan seperti apa seharusnya masadepan itu, mengarahkan kepada visi, dan
memberikan inspirasi untuk mewujudkannya.[9]
Menurut Stephen P.Robbins, kepemimpinan adalah
sebagai kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok kearah tercapainya tujuan
dan dapat pula dirumuskan sebagai proses mempengaruhi kegiatan seseorang atau
kelompok dalam usaha-usaha ke arah pencapaian tujuan dalam situasi tertentu.[10]
b) Pengertian Pemimpin
Pemimpin
adalah orang yang menggunakan wewenang dan kepemimpinanya, mengarahkan bawahan
untuk mengerjakan sebagian pekerjaanya dan mencapai tujuan organisasi. Dari
definisi tersebut terlihat beberapa hal yaitu:
1) Bahwa yang menjadi dasar utama dalam
efektivitas kepemimpinan seseorang bukan pengangkatan atau penunjukannya selaku
“kepala” akan tetapi penenerimaan orang lain terhadap kepemimpinan yang
bersangkutan berkat adanya kelebihan-kelebihan tertentu yang dimilikinya, baik
oleh karena pengalaman, pendidikan, prestasi kerja atau karena faktor-faktor
genetik.
2) Bahwa
perilaku seseorang tidak
serta merta terbentuk
begitu saja melainka melalui proses pertumbuhan dan perkembangan yang dipengaruhi antara lain oleh faktor-
faktor genetik, pendidikan, pengalaman serta pengaruh lingkungan.
3) Kehidupan organisasional yang dinamis dan
serasi hanya dapat tercipta apabila setiap anggota organisasi mau untuk
menyesuaikan cara pikir dan cara bertindak dengan kepentingan bersama dan
justru tidak melakukan hal-hal yang dapat diinterpretasikan sebagai perilaku
egoistis.[11]
2.
Fungsi Kepemimpinan
Fungsi sering diartikan dengan kegunaan sesuatu
hal. Sedangkan, fungsi kepemimpinan sangat berhubungan dengan situasi sosial
dalam kelompok atau organisasi dimana seorang pemimpin kelompok itu berbeda.
Fungsi kepemimpinan merupakan gejala sosial, karena berlangsung dalam interaksi
antar manusia sebagai makhluk sosial. Menurut Hadari Nawawi fungsi kepemimpinan
memiliki dua dimensi interaksi sosial yang harus diperhatikan.[12]
a. Dimensi Kemampuan Pemimpin Mengarahkan (Direction)
Dimensi
ini merupakan aktivitas yang berisi tindakan-tindakan pemimpin dalam interaksi
dengan anggota organisasinya, yang mengakibatkan semuanya berbuat sesuatu di
bidangnya masing-masing yang tertuju pada tujuan organisasi. Dimensi ini tidak
boleh dilihat dari segi aktivitas pemimpin, tetapi
nampak dalam aktivitas anggota organisasinya.
b. Dimensi Tingkat Dukungan (Support) Dari
Anggota Organisasinya. Dimensi ini terbentuk keikut-sertaan (keterlibatan)
anggota organisasi dalam kegiatan-kegiatan melaksanakan tugas-tugas pokoknya.[13]
3.
Tipe Kepemimpinan
Terdapat lima tipe kepemimpinan yang mempunyai
ciri masing-masing, yaitu:[14]
a.
Tipe Otokratik
Kepemimpinan otokratik adalah seorang pemimpin
yang memiliki ciri-ciri yang pada umumnya negatif, mempunyai sifat egois yang
besar sehingga akan memutarbalikan kenyataan dan kebenaran sehingga sesuatu
yang subyektif akan diinterpretasikan sebagai kenyataan dan atau sebaliknya.
Tipe kepemimpinan ini segalanya akan diputuskan sendiri, serta punnya anggapan
bahwa bawahanya tidak mampu memutuskan sesuatu.
b.
Tipe Paternalistik
Kepemimpinan paternalistik adalah seorang
pemimpin yang mempunyai ciri menggabungkan antara ciri negatif dan positif,
ciri-cirinya adalah:
1)
Bersikap selalu melindungi
2) Jarang memberikan kesempatan kepada bawahan
untuk mengambil keputusan sendiri.
3) Tidak memberikan kesempatan kepada bawahan
untuk berinisiatif dan mengembangkan imajinasi dan daya kreativitas mereka
sendiri.
4)
Sering menonjolkan sikap paling mengetahui.
5)
Melakukan pengawasan yang ketat.
c.
Tipe
Kharismatik
Tipe kepemimpinan kharismatik memiliki kekuatan
energi, daya tarik dan wibawa yang luar biasauntuk mempengaruhi orang lain,
sehingga orang lain itu bersedia untuk mengikutinya tanpa selalu bisa
menjelaskan apa penyebab kesediaan itu. Menurut Max Webber, pemimpin yang
kharismatik biasanya dipandang sebagai orang yang mempunyai kemampuan atau
kualitas supernatural dan mempunyai daya yang istimewa. Kemampuan ini tidak
dimiliki oleh orang biasa karena kemampuan ini bersumber dari Illahi, dan
berdasarkan hal ini seseorang kemudian dianggap sebagai seorang pemimpin.
Pemimpin kharismatik mempunyai banyak cara untuk memperoleh simpati dari
karyawannya yaitu dengan menggunakan pernyataan visi untuk menanamkan tujuan
dan sasaran kepada karyawannya, kemudian mengkomunikasikan ekspektasi kinerja
yang
tinggi dan meyakini dengan meningkatkan ras
percaya diri bahwa bawahan bisa mencapainya, kemudian pemimpin memberikan
contoh melalui kata-kata dan tindakan, serta memberikan teladan supaya ditiru
para bawahannya.
d.
Tipe Laissez Faire
Kepemimpinan laissez faire adalah kepemimpinan
yang gemar melimpahkan wewenang kepada bawahanya dan lebih menyenangi situasi
bahwa para bawahanlah yang mengambil keputusan dan keberadaan dalam organisasi
lebih bersifat suportif. Pemimpin ini tidak senang mengambil risiko dan lebih
cenderung pada upaya mempertahankan status quo.
e.
Tipe Demokratik
Kepemimpinan demokratik adalah kepemimpinan
yang selalu mendelegasikan wewenangnya yang praktis dan realistik tanpa
kehilangan kendali organisasional dan melibatkan bawahannya secara aktif dalam
menentukan nasib sendiri melalui peran sertanya dalam proses pengambilan
keputusan serta memperlakukan bawahan sebagai makhluk politik, ekonomi, sosial,
dan sebagai individu dengan karakteristik dan jati diri. Pemimpin ini dihormati
dan disegani dan bukan ditakutikarena perilakunya dalam kehidupan organisasional mendorong para bawahannya
menumbuhkan dan mengembangkan daya inovasi dan kreatifitasnya.[15]
4.
Kepemimpinan Pelajar Gunungwungkal dalam
berorganisasi di PAC IPNU IPPNU Gunungwungkal
a.
Sejarah PAC IPNU IPPNU Gunungwungkal
KETUA
PAC IPNU GUNUNGWUNGKAL
1. Ilham
Supriyanto, M.Si (1997-2000) asal Desa Gajihan
2. Yasin
Purnomo, S.Pd.I (2003-2006) asal Desa Jembulwunut
3. Abdul
hadi (2008-2010) asal dari Gadu
4. Ahmad Arif, S.Pd.I (2010-2014) asal Desa
Perdopo
5.
Sri Aji Pamungkas (2015-2017) asal Desa
Jembulwunut
6.
Ngatwi, S.Pd.I (2017-2019) asal desa
Gunungwungkal
7.
Fuad Muhammad ( 2019-2021) asal Desa Jembul
Wunut
KETUA
PAC IPNU GUNUNGWUNGKAL
1. Hariyati
S.Pd.I (2010-2014)
2. Oktami
Nur Hammah (2015-2017)
3. Hanik
Maftuha, S.Pd (2017-2019)
4. Siti
Marfuatun (2019-2021)
Melihat
Ketua PAC IPNU Gunungwungkal di atas dari satu priod3 ke priode kepemimpinan
dapat kita simpulkan bahwa IPNU Di Kecamatan Gunungwungkal mengalami pasang
surut bahkan ada masa kekosongan ketua, awal tahun 2017 tepatnya pada
akhir-akhir masa kepemimpinan rekan Sri Aji Pamungkas, pengurus PAC IPNU
bersama Pengurus PAC IPPNU mulai mengadakan rutinan selapanan pembacaan rotibul
haddad dengan tujuan mencari barokah dari rotibul haddad dan pembentukan
ranting serta penggalangan dana. Awal mula pelaksanaan rutinan pembacaan
rotibul haddad dilaksanakan dari home ke home atau dari rumah ke rumah yg hanya
diikuti oleh pengurus PAC dan pelajar desa yang ditempati setempat, dan hanya
kurang lebih 30 yang menghadiri acara tersebut, berkat barokah rotibul haddad,
perjuangan pengurus dan antusias masyarakat serta pelajar sekecamatan
Gunungwungkal, rutinan tersebut sudah berjalan hampir satu tahun dan berhasil
membentuk 7 Pimpinan Ranting IPNU IPPNU dari 15 Desa Sekecamatan Gunungwungkal,
dan peserta yang menghadiri rutinan pembacaan rotibul haddad untuk saat ini
bisa mencapai ratusan peserta IPNU IPPNU dari 15 desa Sekecamatan gunungwungkal
yang sudah terbentuk ranting ataupun belum. Dan pada masa kepemimpinan rekan
Ngatwi dan Hanik Maftuha berhasil membentuk 14 Pimpinan Ranting IPNU IPPNU Se
Kecamatan Gunungwungkal, dan selain itu juga berhasil melaksanakan pengkaderan
dan pendidikan untuk membentuk calon-calon pemimpin yang profesional, militansi,
totalitas dan loyalitas terhadap organisasi, diantara pengkaderan yang sukses
yaitu 1. LDK (Latihan Dasar Kepemimpinan) Tahun 2017, kegiatan ini
diperuntukkan hanya untuk pengurus PAC. 2. MAKESTA RAYA 2017. 3. MLB (Masa
Latihan Berorganisasi) tahun 2018. Kini PAC IPNU IPPNU Gunungwungkal dibawah
komando rekan Fuad Muhammad dan Rekanita Siti Marfuatun akan berinovatif dan
berkreatif lagi untuk menghijaukan kecamatan gunungwungkal dengan ideologi
Ahlus sunah wal jamaah an nahdliyah.[16]
b. Kepemimpinan
Pelajar Gunungwungkal
Terdapat beberapa proses dalam dinamika
kepemimpinan yang didalamnya terdapat sikap kepemimpinan yang mungkin muncul,
proses yang dimaksud adalah:
1) Hubungan manusiawi dalam kepemimpinan
pelajar NU Gunungwungkal.
Setiap manusia berusaha menjalin hubungan
sesama manusia. Hubungan tersebut tidak hanya hubungan saling mengenal, namun
lebih jauh lagi berupa saling tolong-menolong, saling membantu, sehingga
terwujud pergaulan yang harmonis. Pelajar NU Gunungwungkal menjalin sistem
kekeluargaan yang diprakarsai oleh pemimpin mereka sehingga terjalin hubungan yang
harmonis antar pengurus untuk terciptanya managemen organisasi dan tercapainya
program kerja. Hubungan yang baik yang dibuat dalam organisasi oleh pelajar NU
Gunungwungkal tersebut ialah sikap positif yang wajar, mereka sudah berhasil
menjalin hubungan yang baik dalam kepengurusan, contoh dalam kegiatan rapat
formal maupun non formal an dalam kehidupan bermasyarakat. namun terdapat juga
hubungan yang tidak baik juga di ranah pelajar NU Gunungwungkal yaitu
diwujudkan dengan penolakan individu yang satu terhadap individu lainnya. Akan
tetafi sifat-sifat yang tidak baik itu dapat diminimalisir karena
keprofesionalan seorang pengurus dan pemimpin organisasi.
Sikap positif yang muncul ketika terjadi
hubungan manusiawi yang positif dapat dilihat dari gejalanya. Gejala sikap
positif yang muncul dalam pelajar NU Gunungwungkal yaitu individu akan aktif
terhadap proses kepemimpinan seperti menyampaikan inisiatif, kreatifitas,
pendapat, dan hal lain yang mendukung dalam kegiatan organisasi.
2)
Proses pengambilan keputusan di pelajar NU Gunungwungkal.
Keputusan yang ada didalam organisasi dapat
dilaksanakan seutuhnya oleh pemimpin, namun pelajar NU Gunungwungkal dalam kepemimpinannya
memberikan wewenang kepada anggotanya untuk menetapkan suatu keputusan dengan
berbagai pertimbangan yang matang dan suatu kesepakatan bersama. Pelimpahan
wewenang ini merupakan proses mengikutsertakan
pelajar NU Gunungwungkal untuk meningkatkan partisipasi. Karena dalam proses
pengambilan keputusan melalui pelimpahan wewenang dalam organisasi Ketua PAC
IPNU IPPNU Gunungwungkalingin memunculkan potensi pengurus yaitu sifat kemandirian, sikap
tanggungjawab, dedikasi dan juga kebersamaan, serta menghilangkan sikap
menunggu perintah. Pengendalian dalam kepemimpinan.
Pelajar NU Gunungwungkal Pelaksanaan
kepemimpinannya memerlukan sebuah
kegiatan, untuk mengendalikan kegiatan dan mengetahui sebuah kepemimpinan.
Pengendalian dalam kepemimpinan ini memiliki tujuan agar dalam kepemimpinan
terjadi sinergi antara anggota dengan pemimpin maupun dengan anggota lain.
Salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mengendalikan tersebut adalah rapat
yang bukan hanya dipimpin oleh KETUA PAC. Tujuan adanya rapat ialah
mengumpulkan informasi, mengevaluasi pelaksanaan program, memecahkan masalah
bersama, menyampaikan arahan, serta digunakan untuk berdiskusi. Proses rapat
memerlukan interaksi yang dalam dan juga membentuk kekerabatan yang kuat dalam
kelompok. [17]selain
itu juga diadakan kegiatan-kegiatan yang kepanitiaanya diambil dari pengurus
harian PAC maupun pengurus departemen. Dari kegiatan tersebut muncullah sikap kepemimpinan
yaitu: kesetiaan, kepercayaan, kepatuhan, rasa hormat, disiplin, saling menghargai, saling menghormati, tanggungjawab,
jujur, dapat mengarahkan dan diarahkan.
PROFILE
Nama
Lengkap : Ngatwi
TTL : Pati, 28 Agustus 1992
Status : Menikah
Tempat Tinggal : Ds. Ngetuk Rt 02 Rw 02 Kec. Gunungwungkal Pati
Contact :
WA : 089 77 859 727
FB : Ngatwi
IG : Ngatwi_28081992_
Organisasi
1.
Ketua
PAC IPNU Gunungwungkal 2017-2019
2.
Pengurus
Departemen Jaringan Sekolah Dan Ponpes PC IPNU Pati 2017-2019
3.
Wakil
Ketua IV PC IPNU Pati 2019-2021
DAFTAR
PUSTAKA
Anam, A. Khoirul, et al., Eksiklopedia
Nahdlatul Ulama. Jakarta: Mata Bangsa dan PBNU, 2014.
Danim, Sudarwan. Kinerja Staf dan
Organisasi. Bandung: Pustaka Setia, 2008.
Dwiningrum, Siti Irene Astuti. Desentralisasi
dan Partisipasi Masyarakat dalam Pendidikan. Yogyakarta: Juni, 2011.
Hasil-hasil Kongres XVIII Ikatan
Pelajar Nahdlatul Ulama” Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama.
Jakarta: Seketaris Jendral Pimpinan Pusat IPNU, 2015.
Majalah Pelajar. Dinamika Pelajar
NU. Jakarta: Lembaga Pers PP Nasional IPNU IPPNU, 2007.
Mardiyah. Kepemimpinan Kiai dalam
Memelihara Budaya Organisasi. Yogyakarta:
Aditya Media Publishing, 2012.
Nahdhy, Muhammad, et al. Diaspora Pemikiran
Pelajar NU dalam Mengabdi NKRI.
Jakarta: PP IPNU, 2013.
Nawari, Hadari & Hadari, H. M.
Martini. Kepemimpinan Yang Efektif. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press, 2012.
PD/PRT, Materi Kongres XIII.
Jakarta : PP Nasional, 2000.
Siagaan, Sondang
P. Organisasi Kepemimpinan Dan Perilaku Administrasi.
Jakarta: Haji Masagung, 1991.
[2] Husaini
Usman, Manejemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2006), 126.
[4] Malayu
S. P. Hasibuan, Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah (Jakarta: Bumi
Aksara, 2005), 42
[6] A.
Khoirul Anam, et al., Eksiklopedia Nahdlatul Ulama (Jakarta: Mata Bangsa
dan PBNU, 2014), 106.
[7] Wilda
Tusururoh, Petunjuk Pelaksanaan Organisasi dan Administrasi Citra Diri dan
Pola Dasar Perjuangan Organisasi (Jakarta: PP IPPNU, 2015), i.
[8] Didin
Kurniadin dan Imam Machali, Manajemen Pendidikan: Konsep dan Prinsip Pengelolaan
Pendidikan, 288.
[9] Mardiyah,
Kepemimpinan Kiai dalam Memelihara Budaya Organisasi, (Yogyakarta:
Aditya Media Publishing, 2012), 38.
[10] Mardiyah,
Kepemimpinan Kiai dalam Memelihara Budaya Organisasi, (Yogyakarta: Aditya
Media Publishing, 2012), 43
[13] Sondang
P. Siagaan, Organisasi Kepemimpinan Dan Perilaku Administrasi (Jakarta:
Haji Masagung, 1991 Cet. ke-7), 49
[16] Dikutip dari laman Facebook
Pelajarnu Gunungwungkal pada 13 November 2019.
0 Komentar