Dari Sidomulyo untuk Gunungwungkal






“Berjuang itu harus continue, bagaimanapun hasilnya tetap continue, karena semua kehendak Allah, jangan putus asa”, (Rekan Ngatwi).
Sebagaimana pesan dari rekan Ngatwi (Gunungwungkal) bahwa perjuangan itu harus continue, yang berarti tidak terputus, oleh sebab itu PAC IPNU IPPNU mengadakan suatu kegiatan yang sifatnya rutin.
Kegiatan rutin tersebut dilaksanakan setiap selapan hari (5 pekan) sekali. Agenda utamanya adalah pembacaan Ratibul haddad dan sekaligus pembentukan Pimpinan Ranting (PR) di desa yang ditempati untuk rutinan.
Tak hanya itu, diselipkan pula pemberian materi disetiap pertemuan rutinan tersebut. Mulai dari materi ke-IPNU IPPNU an, amaliyah di NU maupun amaliyah untuk kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat.
Rutinan pembacaan Ratibul haddad telah dimulai sejak Bulan Januari 2017 di Desa Pesagen. Hingga tanggal 11 September 2018 lalu merupakan rutinan yang ke-10 yang dilaksanakan di Desa Sidomulyo.
Rekanita Susi menuturkan bahwa dirinya sangat senang dengan diadakannya kegiatan rutinan di Desa Sidomulyo tempatnya berasal. Menurutnya kegiatan tersebut selain menjadi ajang untuk memperkenalkan IPNU IPPNU di desanya, juga menjadi langkah awal untuk Desa Sidomulya agar tidak tertinggal dari desa-desa lainnya yang telah terbentuk ranting-ranting NU.
“Di ranting Sidomulyo sendiri seperti Muslimat dan Fatayat tidak berjalan secara efektif”, begitu tambahnya. Dengan diadakannya rutinan dan dibentuknya ranting IPNU IPPNU diharapkan agar bisa menjadi sarana untuk membawa perubahan di Desa Sidomulyo.
Serangkaian acara dalam rutinan yang dipandu oleh rekanita Nina Sholikatin (Sidomulyo) diawali dengan pembukaan, pembacaan ayat-ayat suci Alquran, menyanyikan lagu Indonesia raya, Mars IPNU IPPNU, dan mars syubanul wathon. Dilanjutkan dengan acara inti pembacaan rotibul haddad, pembentukan PR Sidomulyo dan materi tentang ke IPNU IPPNU an oleh rekan Ngatwi.


Pembentukan PR Desa Sidomulyo yang dilaksanakan dalam rangkaian rutinan tersebut memberikan amanah ketua IPNU kepada rekan M. Lintang Maulana Zulfan. Sedangkan amanah ketua IPPNU diberikan kepada rekanita Eka Maimunatuzzahroh. Keduanya adalah putra putri dari Desa Sidomulyo. Ibarat bibit yang baru disemai, meskipun dikatakan bahwa anggota IPNU yang hadir baru berjumlah 10 orang, namun kedepannya diharapkan agar bibit-bibit itu yang akan tumbuh dan menjadi inspirasi untuk rekan-rekan yang lain.










(a)                                                                            (b)
Gambar : (a) Ketua PR IPPNU Sidomulyo (kanan) (b) ketua PR IPNU Sidomulyo (kiri)
Bibit yang baik hanya akan tumbuh di tanah dan lahan yang baik pula. Demikian pula dengan rekan rekanita dari Sidomulyo yang membutuhkan lingkungan yang mendukung untuk mencapai cita-citanya. Bermula dari rutinan di Sidomulyo, diharapkan agar bisa mengikuti kegiatan lain pula yang diadakan PAC.
Dengan demikian akan dapat timbul rasa rindu untuk berkumpul dengan rekan rekanita dalam kebaikan, sebagaimana yang dikatakan rekanita Oktami (Ngetuk).
Hal serupa juga disampaikan oleh rekanita Nela (Perdopo), meskipun baru sekali mengikuti rutinan pembacaan Rotibul haddad, namun dirinya mengaku ingin mengikutinya lagi bila ada kesempatan yang lain.
 “Senang bisa ikut selapanan, walaupun baru sedikit rekan rekanita yang kukenal, tapi yang membuat lebih senang itu ketika bisa ikut baca rotibul haddad nya, karena sebelumnya sama sekali belum tahu dan belum pernah baca”, demikian tambahnya.
“Bukan hanya untuk ajang berkumpul dengan rekan rekanita PAC, tapi baca  rotibul haddad juga memiliki manfaat yang besar”, kata Oktami.
Jadi bagaimana? Yakin nggak pengen ikut berkumpul teman-teman dalam kebaikan?
Untuk menambah semangatmu, yuk simak pesan-pesan berikut ini (:
Pesan untuk rekan rekanita, tetap dilanjutkan untuk pembacaan rotibul haddad nya, tetap istiqomah dalam kebaikan dan menebar kebaikan (rekanita Oktami)
Tetap istiqomah (rekanita Susi)
Jika pesan-pesan itu menjadi ranting di pohon, maka ada daun berisi harapan untuk PAC juga nih (:
Harapannya kekompakan antar anggota untuk bisa ditingkatkan. Kegiatannya yang sudah ada, bila tidak ditambah ya yang ada diistiqomahkan. Semoga pengkaderannya bisa lebih berkembang dengan disertai komitmen antar anggota yang ditingkatkan kembali (rekanita Nela)
Nah, ada satu lagi ini pesan dari sesepuh IPPNU PAC (Mbak Haryati), acaranya sesekali bisa dibuat yang semi formal, contoh dibuat pelatihan, entah menulis, memasak, ketrampilan, dan lain-lain. Agar rekan rekanita tidak hanya dijejali materi saja, karena psikologi tiap orang itu berbeda-beda. Intinya, buat agar rekan rekanita cinta dengan kegiatannya, dengan tidak membuat mereka bosan dengan mendengarkan ceramah saja.
Waaah jadi semakin semangat lagi, kan?
Selamat ber 3B (Belajar, Berjuang, Bertaqwa), rekan rekanita... Salaaam...
-    20 Sept 2018 / 10 Muharram 1440 -

Posting Komentar

0 Komentar